Infrastruktur Ramah Lingkungan Jadi Syarat Ekowisata

Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Setelah menggebu untuk memenuhi target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2019, sektor pariwisata Indonesia akan mengarah ke pariwisata berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Pariwisata di beberapa kesempatan, termasuk dalam Rapat Kerja Nasional III.

Untuk mewujudkannya, pengamat burung sekaligus fotografer satwa liar menilai pembangunan infrastruktur yang ramah terhadap lingkungan perlu dikembangkan untuk menjaga kelestarian hutan, khususnya di Papua.


"Di Raja Ampat sendiri, dari pada udara, lebih baik optimalisasi laut," kata Ady Kristanto seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (13/9).


Ia menambahkan pembangunan infrastruktur yang ada saat ini sebenarnya cukup baik. Namun ia meminta agar pembangunan infrastruktur ke depan lebih berorientasi pada infrastruktur yang ramah lingkungan.

"Misalnya pembangunan bandara. Kita lihat dulu apakah ini dibangun melewati cagar alam atau tidak," ujarnya.

"Kalau kasus di Waigio dia kan sudah membelah cagar alam."

Kemudian untuk pembangunan infrastruktur di Raja Ampat pemerintah bisa mengoptimalkan jalur laut dalam upaya mendorong pariwisata di sana.

Hal ini, ia melnajutkan, sama halnya dengan perlunya pemetaan pembangunan infrastruktur di Pulau Misool, Papua.

"Untuk ke Misool, ngapain bangun bandara di sana? Kapal-kapal juga menarik kok," tegasnya.

Dia berharap pemerintah bisa melakukan kajian terlebih dahulu sehingga pembangunan infrastruktur tidak mengganggu habitat dan keanekaragaman hayati di Papua.

"Takutnya malah gara-gara pembangunan bandara, burung-burung jadi kabur. Wisatawan mau lihat apa?" ujarnya.


Share:

Recent Posts