ANTARPULAU: Feri penumpang hendak sandar di Dermaga Ujung, Surabaya. (Frizal/Jawa Pos)
Pembangunan masif infrastruktur darat bisa meningkatkan arus penumpang penyeberangan. Khususnya penyeberangan antarpulau. Penumpang dari Pulau Jawa, misalnya. Karena perjalanan menuju pelabuhan di ujung pulau lancar, menyeberang ke Pulau Sumatera atau Pulau Bali menjadi lebih menyenangkan.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Soetomo mengatakan bahwa frekuensi penyeberangan Jawa–Sumatera meningkat. Dia yakin, seiring membaiknya infrastruktur darat, konektivitas antarpulau pun akan semakin meningkat.
“Tidak hanya mempermudah industri yang sudah ada, tetapi juga bisa membuka peluang baru dengan dukungan penyeberangan,” ujarnya Minggu (8/9).
Sayang, menurut Khoiri, industri penyeberangan belum sepenuhnya siap menyambut peningkatan arus penumpang. Sebab, jumlah dermaganya belum memadai. Karena harus antre panjang, banyak kapal yang tidak bisa beroperasi maksimal. Rata-rata kapal hanya beroperasi selama sebelas hari dalam sebulan.
“Kebutuhan arus penumpang dan barang semakin besar. Jumlah kapal sudah berlebih. Dermaganya kurang,” katanya.
Terpisah, PT Dharma Lautan Utama (DLU) menyatakan bahwa jumlah penumpang semakin tumbuh tahun ini. Direktur DLU Erwin H. Poedjono menuturkan, saat ini jumlah penumpang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Jumlah pengguna kapal meningkat hingga 30 persen,” tuturnya.
Erwin mengimbau para pelaku usaha penyeberangan untuk mengimbangi peningkatan jumlah penumpang dengan pelayanan yang maksimal. Yakni, layanan keselamatan moda transportasi tersebut.
“Sampai akhir tahun, kami menargetkan pertumbuhannya tetap 30 persen,” ucapnya.